Cerita ini berawal dari terjalinnya kamunikasiku dengan teman SDku dulu, yang bernama Riko. Awalnya kami sering membicarakan teman-teman SD kami dulu, yang tiba-tiba entah mengapa ia meminta dicarikan teman dekat atau biasa dibilang ‘pacar’. Lalu tiba-tiba saja teman sebangkuku yang terlintas dipikiranku. Karena aku sering membicarakan Riko kepada Citra teman sebangkuku, maka Citra pun tertarik untuk berkenalan dengan Riko. Karena aku tidak mau rugi, tentunya aku juga meminta pada Riko untuk dicarikan pacar. Akhirnya, acara mak comblang pun dilaksanakan………
“Cit, semalam Riko ngesms aku loh !” ceritaku pada Citra.
“Riko ? Riko mana ?” tanya Citra.
“Itu loh, Riko teman SDku dulu, yang sering aku ceritakan padamu,” tuturku.
“Oh iya iya, aku baru ingat. Wah !! Terus terus dia bilang apa aja ?”
“Ya sedikit basa-basi lah, dan ujung-ujungnya dia minta dicarikan pacar.”
“Hmmm… boleh juga tuh, hehe,”
“Jadi kamu mau nomor hpnya Riko ?” tanyaku.
“Ini, save iya !” Akhirnya, Citra menyimpan nomor handphone Riko. Dari situ mereka pun mulai berkenalan dan terus menjadi teman dekat, biasanya orang bilang tahap ini adalah tahap ‘pedekate’ alias pendekatan.
Setelah mereka cukup dekat, aku menagih janji Riko padaku, yaitu mencarikan aku seorang teman cowo. Aku pun dikenalkan dengan beberapa temannya. Setelah cukup lama, hanya dua teman cowonya yang sangat dekat denganku. Obet dan Dikan, mereka lah yang menjadi teman cowo yang dekat denganku. Bahkan Obet juga pernah mengatakan cintanya padaku, tapi aku tidak bisa menerima cintanya, karena pada waktu itu aku lebih menyimpan perasaan terhadap Dikan.
Hingga tepat pada tanggal 14 Februari , dimana orang-orang merayakan Hari Valentine. Hari yang dimana aku berharap Dikan mengatakan cintanya padaku, ternyata aku mendengar dari mulut Dikan sendiri bahwa ia telah kembali dengan dengan pacarnya yang dulu. Sediiiihh !! Hanya itu yang dapat aku rasakan, padahal aku sangat berharap padanya.
“Seneeng banget, aku sudah menemukan valentine ku hari ini !” kata Dikan padaku dengan nada yang sangat senang.
“ Oh iya ! Siapa siapa ??” tanyaku heran, dan berharap valentinenya adalah aku.
“Mantanku waktu dulu, kita balikan tepat di Hari Valentine ini,” ceritanya padaku.
“Oh iya ? Selamat kalau begitu, aku ikut senang,” jawabku dengan senyum lirih tapi hati ku sangat kecewa.
Beberapa hari kemudian, aku dengar Citra dan Riko telah resmi jadian.
“Dit ! Dit !” panggil Citra dari koridor sekolah, berlari mendekatiku.
“Apa ? Apa ?” tanyaku penasaran.
“Aku mau cerita nih !”
“Iya sudah cerita saja, kenapa kamu ragu ?”
“Ehmm…… Begini, semalam…” ucap Citra dengan ragu.
“Semalam kenapa ? Ayolah cerita ! Jangan buat aku jadi penasaran begini !” paksaku pada Citra.
“Semalam.. Riko menyatakan cintanya padaku, kita resmi jadian !!” curhatnya dengan nada yang sangat bahagia.
“Apaaa ?! Selamat iya Cit, aku ikut bahagia mendengarnya. Riko tidak pernah cerita padaku kalau dia akan menyatan cintanya padamu,” tuturku, sambil memeluk Citra.
“Masa iya Dit ? Aku pikir dia menyatakan cintanya padaku atas usulan darimu,”
“Tidak sama sekali Cit, tapi tak apalah yang penting kan sekarang kalian sudah memiliki status yang jelas. Semoga hubungan kalian langgeng hingga kakek nenek iya Cit !” doaku.
“Iya sih. Terimakasih iya Dita temanku, mungkin kalau kamu tidak mengenalkan kami berdua, aku dan Riko tidak akan seperti sekarang,” ucap Citra.
“Iya Cit sama-sama. Berarti aku dapat pajak jadian dong dari kalian ? Hehehe.”
“Hahaha…… Pajak jadian ? Memang ada Dit ?” tanya Citra heran.
“Iya ada lah Cit, jadi kapan nih pajak jadiannya ? Dimana Cit ?” paksa ku pada Citra.
“Itu sih urusan Riko deh, aku gak mau ambil pusing. Oh iya, bagaimana hubungan kamu dengan Dikan ?” tanya Citra.
“Hubunganku dengan Dikan hanya sebatas teman biasa kok Cit, tidak lebih,” jawabku dengan nada yang lesu.
“Ooohh… aku kira kalian sudah jadian. Iya sudahlah Dit, aku yakin masih banyak cowo di luar sana yang lebih dari Dikan, betul kan ?” ceramah Citra.
“Iya iya Citra bawel. Hahaha !” ledekku pada Citra.
“Yey, aku bukan bawel ! Hanya sedikit cerewet tau !”
“Sama aja kali Cit ! Jayus banget sih ! Hahaha……” kita tertawa terbahak-bahak bersama.
Mulai saat itu aku tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Dikan, aku lebih sering berkomunikasi dengan pacarnya sekarang. Walaupun cukup sedih kalau harus membicarakan tentang Dikan. Tapi aku yakin apa yang dikatakan oleh Citra pasti terjadi. Amin .
0 komentar:
Posting Komentar